Contoh Karangan Esai Sastra Bahasa Indonesia yang Baik dan Cara Membuatnya Lengkap

Contoh Karangan Esai Sastra Bahasa Indonesia yang Baik dan Cara Membuatnya

Contoh Karangan Esai Sastra Bahasa Indonesia yang Baik dan Cara Membuatnya Lengkap - Essay atau esai dalam Ensiklopedia Indonesia adalah jenis tulisan prosa yang menguraikan masalah dalam bidang kesusastraan, kesenian, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan filsafat. Berdasarkan pengamatan, pengupasan, penafsiran fakta yang nyata atau tanggapan yang berlaku dengan mengemukakan gagasan dan wawasan pengarangnya sendiri.

Di dalam essay, pengarang mengemukakan tentang sudut pandang tertentu, sikap pribadi, membicarakan temuannya sendiri, mendekati bahan subjek dengan sistematika uraian yang teratur. Lalu apa beda esai dengan kritik? sebenarnya keduanya nyaris sama karena tak ada perbedaan yang mencolok. Bahkan keduanya bisa dipertukarkan untuk maksud yang sama. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keduanya bersinonim. Hal ini karena keduanya tak ditemukan perbedaan yang pasti dan juga keduanya memang bukan uraian ilmu pasti.

Essay atau esai pada dasarnya sama saja dengan karya tulis lain yang terdiri dari tiga bagian yaitu pendahuluan, isi dan penutup. Cara membuat esai pun sebenarnya cukup mudah jika sobat mengerti langkah-langkah yang harus dilakukan. Maka dari itu simak dan cermati langkah-langkah cara membuat essay berikut ini.

Cara Membuat Esai yang Baik dan Benar

Dalam membuat essay, sobat dituntut untuk melakukan beberapa tahapan yang sistematis atau berurutan. Jika sobat penasaran, maka simak caranya di bawah ini.

1. Menentukan tema

Dalam semua karya tulis yang pertama dilakukan adalah menentukan tema begitupun dengan esai. Tema di dalam karya tulis perannya sangat menentukan karena tanpa tema maka tak akan ada karya tulis seperti essay. Tema dapat ditentukan dengan melihat lingkungan sekitar ataupun hal-hal yang sedang hangat diperbincangkan. Misalnya saja kebakaran hutan, banjir jakarta, fenomena remaja dan sebagainya.

2. Riset

Setelah tema dilakukan maka lakukanlah riset untuk mencari sumber-sumber yang membahas tema yang anda angkat. Hal ini bertujuan untuk menambah argumen di dalam essay serta memperkuat pendapat anda akan suatu pernyataan. Di dalam essay harus disertakan sumber yang jelas agar tulisan tersebut tak dianggap hanya omong kosong belaka.

3. Buatlah Kerangka Esai

Membuat kerangka sangatlah penting untuk memudahkan anda menulis dengan lancar. Kerangka dibuat untuk menyusun ide-ide pokok essay anda nantinya dan selain itu juga agar essay yang dibuat tak keluar dari tema yang telah ditentukan.

4. Pemilihan kata

Pemilihan kata haruslah dipikirkan dan diterapkan dengan matang karena essay termasuk karya tulis yang formal oleh karena itu gunakanlah kata-kata baku yang mudah dimengerti pembaca. Pemilihan kata sebaiknya mengikuti tema yang diangkat, apabila tema yang diangkat merupakan bacaan orang intelek maka gunakanlah bahasa yang intelek juga. Begitupun jika tema yang dibahas merupakan tema yang sedang hangat-hangatnya di masyarakat maka gunakanlah kata-kata yang lebih mudah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat.

5. Judul

Setelah semua hal tersebut dilakukan, maka langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah menentukan judul. Judul haruslah dibuat dengan baik dan mampu membuat penasaran orang yang membuatnya. Buatlah judul yang membuat orang berfikir akan membacanya hingga habis. 

6. Kerjakan!

Nah agar sobat lebih memahami lagi tentang essay maka mari kita simak contoh essay berikut ini.

Contoh Essay 

Tayangan Televisi Merusak Moral Anak Bangsa

Pengaruh media seperti halnya televisi terhadap anak makin besar, namun bukan pengaruh positif yang diberikan melainkan pengaruh negatif yang banyak diterima. Saat ini hampir seluruh stasiun televisi menyiarkan acara-acara yang bisa dikatakan minim manfaat untuk anak-anak. Mungkin pada tahun 2000an kita masih melihat acara-acara televisi yang diperuntukan untuk anak-anak seperti acara kartun dan sebagainya pada hari minggu. Zaman memang semakin maju dan modern namun tidak berlaku untuk acara televisi di Indonesia karena bukannya mengalami kemajuan melainkan mengalami kemunduran dari sudut pandang pesan yang disampaikan terutama untuk anak-anak. 

Katakan saja dalam satu minggu anak-anak menonton TV sekitar 17 jam. Apa yang mereka dapatkan dan pelajari pada waktu yang selama itu? yang mereka dapat adalah kekerasan dapat menyelesaikan masalah, sama halnya yang dipertontonkan di sinetron-sinetron saat ini. Selain itu, mereka juga hanya belajar duduk di rumah, menonton, dan bermalas-malasan, bukannya bermain diluar ataupun berolahraga. Hal ini membuat anak bukan bertambah cerdas melainkan menghambat kecerdasan anak untuk berkembang, karena dengan menonton dan bersantai maka anak akan kurang berinteraksi dengan orang diluar dan pada akhirnya kecerdasan berinteraksi tak akan tumbuh sehingga anak dapat dikatakan "kuper".

Menurut penelitian beberapa ahli, kalangan anak merupakan kalangan yang paling mudah terkena dampak negatif dari siaran televisi. Penelitian tahun 2012 menyatakan bahwa jumlah jam menonton televisi pada anak lebih kecil jika dibandingkan jam belajar disekolah. Jumlah jam menonton televisi pada anak adalah 1.560-1.820 jam /tahun sedangkan jumlah jam belajar disekolah hanya 1000 jam/tahun. Tentunya jika melihat angka tersebut maka kita sebagai orang tua harus bertindak agar hal yang lebih buruk tak akan terjadi pada anak kita.

Menurut Kidia, menyatakan bahwa pada tahun 2014 lalu dari seluruh tayangan televisi, yang aman untuk ditonton anak-anak hanyalah sekitar 15% saja. Angka yang sangat kecil tentunya jika dibandingkan dengan tontonan televisi Indonesia yang sangat banyak. 

Mengapa kita harus mengurangi menonton televisi? Pertanyaan tersebut sebenarnya pertanyaan yang sampai saat ini jarang dilontarkan oleh banyak orang dan hanya sebagian kecil saja orang yang berfikiran seperti itu. Banyak dampak negatif dari menggunakan televisi apalagi secara berlebihan. Anak-anak harus dijaga dari kebiasaan menonton televisi, seperti halnya penelitian yang diadakan Dokter spesialis anak di Eropa yang menyatakan bahwa televisi dapat mengganggu perkembangan orak pada anak misalnya saja pada anak yang berusia 0-3 tahun akan mengalami kesulitan bicara karena perkembangan otak terganggu dan selain itu juga menghambat daya paham anak akan suatu hal.

Selain itu, televisi juga ternyata bisa mendorong anak menjadi konsumtif. Hal ini karena anak-anak adalah target sebagian besar periklanan karena anak-anak dinilai mudah terhasut iklan dan yang jelas orang tua mau tidak mau harus membelikan produk tersebut karena paksaan si anak. Bukan hanya itu saja, anak yang gemar menonton televisi juga bisa mempengaruhi sikap anak. Ingatkah dulu ketika salah satu stasiun televisi menayangkan acara gulat internasional yang bebas dipertontonkan anak-anak? apakah anda ingat tentang anak yang meninggal akibat tontonan itu? jika anda ingat maka seharusnya anda sadar bahwa tayangan televisi berbahaya untuk anak anda. Televisi juga dapat mengurangi daya konsentrasi anak, mengurangi kreatifitas, membentuk pola pikir sederhana, mengganggu semangat belajar, dan bahkan dapat membuat kemungkinan obesitas pada anak semakin meningkat.

Sangat banyak dampak-dampak kecil dari dampak besar yang telah disebutkan di atas. Hal ini tentunya dapat membuat orang tua sadar bahwa membiarkan anak menonton televisi dapat mengganggu perkembangan anak. Namun perlu diketahui, menonton televisi sebenarnya boleh-boleh saja dan tidak dilarang. Tetapi orang tua perlu memanage kapan anak harus menonton dan kapan harus belajar. Dalam hal ini tentunya diperlukan kedekatan dan pemahaman yang baik antara anak dan orang tua.


Nah itu tadi sobat Contoh Karangan Esai Sastra Bahasa Indonesia yang Baik dan Cara Membuatnya. Semoga artikel ini dapat membantu sobat dan sampai jumpa pada perjumpaan selanjutnya dan tentunya dengan materi belajar Bahasa Indonesia yang lebih menarik. Sampai jumpa dan semoga sukses!

Related Posts:

1 Response to "Contoh Karangan Esai Sastra Bahasa Indonesia yang Baik dan Cara Membuatnya Lengkap"

  1. Beberapa kali menjajagi siswa tentang aktivitas menonton acara di televisi, mereka tampak tidak memberikan respon. Saya beranggapan mereka mulai bermigrasi ke suguhan acara hiburan di gadget. Ke depan orientasi pembahasan tayangan televisi sudah harus mulai diarahkan ke sajian gadget. Bambang Dwi Sasongko. Solo.

    BalasHapus