Biografi Dahlan Iskan | Kisah Orang Sukses Indonesia

Biografi Dahlan Iskan | Kisah Orang Sukses Indonesia
Biografi Dahlan Iskan | Kisah Orang Sukses Indonesia - Hai sobat pembaca setia BBI, pada perjumpaan kali ini admin akan mengajak sobat semua untuk bersama-sama menyimak tentang salah satu kisah inspiratih yaitu tentang biografi tokoh sukses Indonesia. Mari kita simak bersama-sama tentang biografi Dahlan Iskan terlengkap berikut ini.

Dahlan Iskan merupakan salah satu putra terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini. Beliau dikenal masyarakat luas karena keberhasilannya dalam memimpin salah satu surat kabar terkenal yaitu surat kabar Jawa Pos yang awalnya hanya koran daerah yang nyaris gulung tikar namun ditangan dinginnya dapat menjadi koran nasional dengan angka penjualan yang sangat fantastis.

Dahlan Iskan lahir di Magetan, Jawa Timur, lebih tepatnya di Desa Kebun Dalam Tegalarum, Kecamatan Bando, Magetan Jawa Timur tahun 1951. Dahlan Iskan tidak pernah tahu tepatnya tanggal dan bulan ia lahir, oleh karena itu sampai saat ini tanggal yang digunakan sebagai tanggal kelahirannya adalah tanggal 17 Agustus 1951 sebagai hari kelahirannya sebab tanggal tersebut seperti kita ketahui merupakan tanggal kemerdekaan Indonesia. Selain itu juga mungkin ia ingin tersemangati dengan tanggal itu seperti semangat para pejuang 45.

Masa Kecil Dahlan Iskan

Dahlan Iskan merupakan anak dari pasangan Mohammad Iskan dan Lisnah. Ia adalah anak ketiga dari empat bersaudara. Kakak beliau yang pertama bernama Khosyatun, kakak keduanya bernama Sofwati dan adik bungsunya bernama Zainuddin.

Orang tua beliau bukanlah orang kaya, bahkan bisa dikatakan sangat miskin sekali. Dahlan dan saudara-saudaranya hidup dalam kesederhanaan. Kerasnya kehidupan telah menempa Dahlan kecil menjadi pribadi yang sangat tangguh. Sangat sering ia dan saudaranya merasa perih pada perutnya karena menahan lapar, jika rasa perih itu tiba ia belitkan sarung di perutnya. Kemiskinan bukan berarti harus meminta-minta untuk dikasihani orang lain tetapi harus dihadapi dengan bekerja dan berusaha. Ayah beliau pernah berkata “ Kemiskinan yang dijalani dengan tepat akan mematangkan jiwa”. Begitulah prinsip hidup keluarga Dahlan Iskan.

Sewaktu kecil Dahlan Iskan hanya memiliki baju satu pasang yaitu kaos dan celana dan juga satu sarung. Sarung dianggapnya sebagai baju serba guna bagi dahlan, saat beribadah ia menggunakan sarung, saat baju dan celana nya dicuci ia gunakan sarung sampai pakaiannya kering, ketika tidur di malam hari ia gunakan sarung sebagai selimut. Ketika sekolah ia tak mempunyai sepatu. Saat itu jarak dari rumah dan sekolahnya cukup jauh puluhan kilometer, sehingga Dahlan dan saudaranya menempuhnya dengan berjalan kaki hingga merasakan lecet di telapak kaki karena tak bersepatu itu sudah biasa. Tetapi ia menyimpan keinginan yaitu bisa memiliki sepeda dan sepatu. (cerita ini bisa anda baca di buku “Sepatu Dahlan”)

Kisah Ayah dan Ibu Dahlan Iskan

Ayah dan Ibu Dahlan Iskan adalah sosok yang sangat bersahaja. Ayah dan ibunya merupakan pasangan yang harmonis, meskipun hidup serba kekurangan, ayah dan ibunda beliau hampir tidak pernah bertengkar. Ada segelintir cerita menarik tentang orang tua Dahlan. Di dekat rumah beliau ada kebun pisang milik keluarga beliau, ketika itu daun pisang sedang lebat-lebatnya. Ibu Dahlan sangat senang melihat daun pisang yang lebat. Tanpa sepengetahuan istrinya, ayah Dahlan memangkas daun pisang yang lebat itu dan menjualnya ke pasar karena sedang butuh uang, sontak ibunya mengetahui, ia pun sangat marah dan terjadilah adu mulut antara ayah dan ibunya. Itulah satu-satunya pertengkaran yang pernah terjadi di orang tua Dahlan Iskan.

Suatu ketika ibu Dahlan Iskan terjangkit penyakit yang membuat perutnya membesar. Karena keluarga dan orang desa tak punya biaya, mereka juga tak mengetahui itu penyakit apa. Akhirnya ibu Dahlan meninggal dunia karena penyakit yang dideritanya. Ketika dewasa Dahlan Iskan baru mengetahui bahwa penyakit yang pernah diderita ibunya itu adalah sejenis kista yang hanya dengan operasi sederhana bisa disembuhkan. Saat ini jika Dahlan mengingat itu, maka kecewa hatinya. Saat itulah Dahlan bertekad untuk menjadi orang pandai, kaya dan sukses. Agar tak terjadi lagi hal seperti itu di kehidupan.

Karir dan Pendidikan Dahlan Iskan

Dahlan Iskan memulai pendidikannya di madrasah yang juga disebut sekolah rakyat (sekarang bernama sekolah dasar). Setelah tamat ia melanjutkan ke sekolah lanjutan tingkat pertama, kemudian ke sekolah aliyah setingkat SLTA.

Setelah tamat SLTA, Dahlan Iskan melanjutkan pendidikannya di fakultas hukum IAIN Sunan Ampel dan di Universitas 17 Agustus. Semasa kuliah ia gemar mengikuti kegiatan kemahasiswaan seperti organisasi Pelajar Islam Indonesia dan ia juga senang menulis majalah mahasiswa dan koran mahasiswa ketimbang untuk mengikuti kuliah. Karena kesenangannya itu kuliahnya jadi tak selesai.

Kemudian Dahlan Iskan pindah ke Samarinda, Kalimantan Timur, disana ia menumpang di rumah kakaknya yang paling tua. Disana ia menjadi reporter di sebuah surat kabar lokal. Dari situlah tulisan Dahlan banyak yang meminatinya.

Tahun 1976, Dahlan kembali ke Surabaya dan bekerja sebagai wartawan majalah Tempo. Saat itu terjadi musibah yang bersejarah untuk beliau yaitu tenggelamnya kapal Tampomas. Dahlan pun menulis tentang musibah tersebut dengan sepenuh hati dengan bahasa yang menggugah hati dan meletakkannya di Headline News Tempo. Tak disangka hasilnya sangat luar biasa, respon pembaca banyak yang suka dengan gaya tulisannya. Hal ini yang membuat pimpinan Tempo mempromosikan Dahlan menjadi kepala biro Tempo Jawa Timur.

Walau ia sudah bekerja dan menulis untuk Tempo, diam-diam ia juga menulis untuk koran lain seperti Surabaya Post dan surat kabar mingguan seperti Ekonomi Indonesia sebagai tambahan penghasilannya. Hal ini pun diketahui oleh pimpinan Tempo dan Dahlan pun ditegur.

Dahlan Iskan dan Jawa Pos

Jawa Pos didirikan oleh The Chung Shen pada tanggal 1 Juli 1949. Saat itu The Chung Shen hanya seorang pegawai bagian periklanan sebuah bioskop di Surabaya. Karena setiap harinya ia harus memasang iklan bioskop di surat kabar, lama kelamaan ia tertarik untuk membuat surat kabar sendiri. Setelah ia sukses dengan Jawa Pos, The Chung Shen mendirikan juga koran berbahasa Mandarin dan Belanda. Ketika koran-korannya yang lain sudah lebih dulu pensiun. Maka ketika usia beliau menginjak 80 tahun, The Chung Shen akhirnya memutuskan untuk menjual Jawa Pos. Dia merasa tidak mampu lagi untuk mengurus perusahaannya, sementara ketiga orang anaknya lebih dulu untuk memilih tinggal di London, Inggris.

Saat itu terdengar bahwa Jawa Pos telah dibeli oleh Direktur Utama PT Grafiti Pers, Penerbit Tempo yaitu Eric Samola. Melihat prestasinya yang baik dan keinginan dari Dahlan untuk berbuat lebih, tahun 1982 ia dipromosikan menjadi pemimpin Koran Jawa Pos. Awalnya koran Jawa Pos bernama Java Post kemudian berganti nama menjadi Djawa Post dan berganti lagi menjadi Jawa Pos. Awalnya media masa atau koran Surabaya dikuasai oleh Surabaya Post dan Kompas. Tetapi ketika Dahlan Iskan ditunjuk menjadi pimpinan dari Jawa Pos, Jawa Pos hampir mengalami kebangkrutan karena kalah bersaing dengan media masa lainnya. Perputarannya saja hanya 6.800 eksemplar. Namun Dahlan tidak putus asa. Ia terus mencari akal untuk menyelamatkan Jawa Pos dari kebangkrutan.

Saat itu budaya membaca koran pada waktu sore hari. Melihat budaya ini munculah ide cemerlang Dahlan Iskan. Ia memutuskan agar Jawa Pos untuk menerbitkan surat kabar di pagi hari. Ide ini di ungkapkan Dahlan agar Jawa Pos seolah-olah dapat memberikan berita lebih cepat daripada koran lain.

Namun tidak semua stafnya setuju atas usulan Dahlan karena bertentangan dengan budaya masyarakat dalam membaca koran. Sore hari merupakan saat santai, orang pulang kerja sembari santai dan membaca koran. Sedangkan pada pagi hari, banyak orang diburu waktu untuk kerja. Mana mungkin ada waktu untuk sekedar membaca koran. Bagaimana jika Jawa Pos tidak laku jika diterbitkan di pagi hari. Itulah argumen para staf yang menolak usulan Dahlan Iskan.

Namun meskipun banyak yang menolak usulannya, Dahlan tidak menyerah, justru menurutnya inilah kesempatan Jawa Pos. Saat surat kabar lain belum terbit, Jawa Pos mendahului untuk terbit dan membagikannya ke masyarakat. Sehingga ini akan membentuk opini bahwa Jawa Pos lebih cepat untuk meliput berita dan lebih cepat mengetahui berita terbaru dibandingkan koran lain. Persoalan tentang kebiasaan membaca koran pada sore hari itu lambat laun dapat diubah di pagi hari. Tentunya orang-orang akan lebih senang jika lebih cepat mengetahui tentang berita yang terjadi di masyarakat ketimbang yang terakhir tahu.

Akhirnya Jawa Pos pun terbit di pagi hari. Pada awalnya masyarakat terkejut ketika ada koran yang terbit di pagi hari. Tetapi dengan penuh kesabaran Dahlan dan timnya mengedukasi masyarakat untuk membaca koran pada pagi hari. Dahlan pun membentuk opini bahwa lebih cepat untuk mengetahui berita yang terbaru itu lebih cerdas dan lebih keren. Dalam hal ini bahkan Dahlan Iskan turun langsung untuk memasarkan korannya.

Pelan-pelan Jawa Posnya Dahlan Iskan pun membiasakan masyarakat agar membaca koran di pagi hari. Menerbitkan koran di pagi hari, Jawa Pos nyaris tak ada saingan karena koran lain tetap terbit di sore hari. Akhirnya dalam kurun waktu lima tahun yakni tahun 1982 hingga 1987 Jawa Pos berhasil terbit dengan oplah 126.000 eksemplar. Omset Jawa Pos naik hingga 20 kali lipat dari omset ditahun pertama yaitu tahun 1982. Omset Jawa Pos mencapai 10,6 miliar. Dari surat kabar yang hampir gulung tikar, Dahlan Iskan mampu merubah Jawa Pos menjadi surat kabar yang spektakuler dan Jawa Pos di bawah kepemimpinannya berhasil merubah kebiasaan masyarakat dari membaca koran di sore hari menjadi di pagi hari.

Pada tahun 1993 ketika usia Dahlan sudah mencapai 42 tahun, Dahlan mengundurkan diri dari kursi pimpinan redaksi dan pemimpin umum Jawa Pos sebab ia ingin memberikan kesempatan untuk yang lebih muda berkarya. Dahlan Iskan akhirnya memilih untuk fokus mengembangkan jaringan media Jawa Pos, yang awalnya hanya menerbitkan koran saja, kemudian Jawa Pos juga membuat majalah dan juga surat kabar untuk daerah lain. Jaringan ini dikenal dengan nama Jawa Pos News Network (JPNN). JPNN merupakan jaringan media terbesar yang ada di Indonesia saat ini dengan memimpin 190 surat kabar, tabloid dan juga majalah serta memiliki 40 percetakan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Tahun 1997 Dahlan Iskan juga membangun gedung pencakar langit yang sangat terkenal di Kota Surabaya dengan nama Graha Pena. Gedung ini dijadikan sebagai pusat aktivitas JPNN. Selain di Surabaya, Dahlan Iskan pun membangun gedung serupa di Jakarta karena Jakarta adalah ibukota Indonesia dan untuk lebih mengukuhkan keberadaan JPNN di tanah air.

Dahlan Iskan juga melirik media elektronik dengan mendirikan stasiun TV lokal surabaya yakni JTV dan SBO, di Pekanbaru yaitu Riau TV, Batam yaitu Batam TV, FMTV di Makassar, PTV di Palembang, dan Parahyangan TV di Bandung dan di kota-kota lainnya yang jumlahnya mencapai 34 stasiun televisi lokal. Seperti pepatah yang diungkapkan beliau “Jangan meletakkan semua telur di keranjang yang sama”, begitulah pepatah bisnis. Dahlan Iskan juga mempercayai pepatah itu. Ia mendiversifikasikan usahanya ke bisnis real estate dan hotel.

Bukan hanya itu, Dahlan Iskan juga mempunyai perusahaan yang berkaitan dengan listrik yaitu pembangkit listrik swasta PT. Cahaya Fajar Kaltim di Kalimantan Timur dan PT. Prima Electric Power di Surabaya. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan kelak mengapa ia ditunjuk menjadi Direktur Utama PLN.

Fangbian Iskan Corporindo (FIC)

Pada awal tahun 2009, Dahlan pun menaruh 'telur investasinya' di bidang industri komunikasi. Dahlan Iskan membangun Sambungan Komunikasi Kabel Laut (SKKL) yang akan menghubungkan Surabaya - Indonesia dan Hong Kong dengan panjang serat optik hingga mencapai 4.300 KM. Proyek ini ada di dalam naungan Fangbian Iskan Corporindo (FIC) dengan Dahlan Iskan sebagai Komisarisnya.

Dahlan Menjadi Direktur Utama PLN

Kesuksesan dahlan Iskan yang sudah mengembangkan Jawa Pos hingga terdengar oleh masyarakat seluruh negeri membuat semua orang kagum. Setiap saat baik media cetak maupun media elektronik meliput keberhasilan sang raja media asal Jawa Timur ini sehingga Presiden SBY pun mengetahui kecerdasan Dahlan Iskan dalam memimpin JPNN. Ketika itu di Jakarta sangat sering mengalami byar-pet atau mati lampu. Masyarakat mengeluh karena alat elektroniknya banyak yang rusak akibat seringnya mati lampu. Dirut PLN ketika itu Fachri Mochtar pun banyak mendapat kritikan karena PLN di bawah pimpinan beliau tidak berjalan dengan baik. Oleh karenanya, presiden mendepak Fachri Mochtar dari kursi kepemimpinan PLN dan menggantinya dengan Dahlan Iskan.

Keputusan presiden itu banyak menuai kontra dari berbagai pihak. Sehingga banyak orang yan mencibirnya dan tak segan mengatakan “ Mana mungkin Dahlan Iskan yang hanya lulusan SLTA dan tidak lulus kuliah dapat menjadi pimpinan PLN. Jangan disamakan PLN dengan Jawa Pos.” Dahlaln Iskan pun dengan santainya menjawab “PLN ini tempat berkumpul orang-orang hebat, karyawan lulusan SMA jurusan terhebat, Fisika, jurusan yang dianggap paling pintar. Lalu, masuk fakultas teknik elektro ITB, yang juga terhebat. Lulus ITB, diseleksi lagi masuk PLN oleh senior-senior yang hebat. Tak usah diragukan lagi, PLN merupakan kumpulan orang-orang terhebat dan terpintar di negeri ini” “ Ya. Yang dibutuhkan saat ini adalah manusia bodoh seperti saya”.

Hari pertama Dahlan bekerja sebagai Dirut PLN, ia pun langsung membuat gebrakan sebagai berikut:
  • Bebas byar-pet se Indonesia dalam kurun waktu enam bulan
  • Gerakan sehari sejuta sambungan listrik
  • Pencabutan capping yaitu batas tarif listrik industri, sehingga lebih adil dan akan menumbuhkan iklim investasi di Indonesia. 
Selain program-program diatas. Dahlan pun membangun proyek-proyek besar untuk PLN seperti membangun PLTS di 100 pulau pada tahun 2011. Pada tahun sebelum kepemimpinan Dahlan Iskan, PLN cuma berhasil membangun PLTS di 5 pulau-pulau di Indonesia bagian Timur yakni Pulau Banda, pulau Bunaken Manado, pulau Derawan Kalimantan Timur, pulau Wakatobi Sulawesi Tenggara, dan pulau Citrawangan.

Fakta unik Dahlan Iskan saat menjadi Dirut adalah sebagai berikut :
  • Setiap tanggal 17 setiap bulan yang tadinya diisi upacara, diganti dengan diskusi antara karyawan dan atasan.
  • Dahlan Iskan juga membuat “CEO Note” sering juga disebut CEO Note Dahlan Iskan yaitu catatan yang dapat menjembatani atasan dan bawahan. CEO Note Dahlan Iskan ini selalu diakhiri dengan kata-kata motivasi untuk lebih maju dan sukses.
  • Dahlan Iskan lebih untuk memilih menggunakan mobil pribadinya daripada memakai mobil dinas.
  • Dahlan Iskan tidak pernah mengambil gajinya sebagai Dirut PLN dan tidak menempati rumah dinas.

Benar saja, dibawah kepemimpinan Dahlan Iskan yang penuh visi dan memiliki etos kerja yang sangat tinggi, PLN mengalami banyak kemajuan. Seperti tidak sering lagi mengalami mati lampu dan pelayanannya menjadi lebih profesional.

Dahlan Iskan menjabat sebagai Direktur Utama PLN hanya dua tahun saja karena pada tanggal 19 Oktober 2011, Presiden SBY menunjuk Dahlan Iskan untuk menempati kursi Menteri BUMN menggantikan Mustafa Abubakar yang saat itu sedang sakit. Sebenarnya Dahlan sangat berat meninggalkan PLN, karena banyak program-programnya yang belum tercapai dan visi yang ia bangun untuk mereformasi PLN masih sangat sedikit yang terwujud. 

Dahlan Menjadi Menteri BUMN

Saat didaulat menjadi Menteri BUMN, ada satu pertanyaan yang ditujukan ke Dahlan Iskan, kurang lebih pertanyaannya seperti ini “BUMN merupakan lembaga yang sangat sering menjadi target empuk korupsi, bagaimana menurut anda?” Menanggapi pertanyaan itu, Dahlan Iskan tersenyum sambil menjawab “ Menurut saya, disini ada 10 % orang yang jujur dan ada 10 % orang yang tidak jujur. Sedangkan yang 80% berada di tengah-tengahnya, tergantung yang memimpin. Jika yang memimpin termasuk orang yang jujur maka yang 80% tadi ikut yang jujur sehingga yang jujur menjadi 90%. Sebaliknya jika pemimpinnya tidak jujur maka yang 80% juga ikut yang tidak jujur sehingga yang tidak jujur juga menjadi 90%. Jadi kembali lagi ke pemimpinnya” Wow excellent. Jawaban yang sangat cerdas.

Semenjak menjadi menteri BUMN, Dahlan Iskan melakukan beberapa gerakan. Salah satunya adalah membersihkan BUMN dari korupsi. Langkah awalnya adalah dengan memberi kriteria khusus dalam mengangkat CEO di perusahaan BUMN. Salah satu kriterianya adalah memiliki integritas tinggi. Syarat lainnya adalah memiliki ambisi untuk maju.

Dahlan tidak menyebut pandai sebagai kriteria utama karena semua orang sudah pasti pandai. "Satu integritas yang baik, kenapa bukan kepandaian karena saya yakin semua orang itu pandai, yang kedua harus memiliki ambisi keinginan maju, banyak orang integritas tinggi tapi tidak punya antusias dan ambisi. Tapi ada juga antusias tidak integritas dia seperti kuda liar," jelas Dahlan.

Dahlan Iskan Dan Istrinya, Nafsiah Sabri

Nafsiah Sabri adalah wanita yang dipilih Dahlan Iskan untuk menjadi istri dan ibu untuk anak-anaknya. Nafsiah merupakan wanita yang solehah, pengertian, sabar, humoris, ceria dan mandiri. Hal itulah yang membuat Dahlan tak ragu menjatuhkan pilihannya pada wanita itu.

Awal perjumpaan mereka adalah ketika bersama mengisi ceramah agama di salah satu radio di semarang. Saat itu Dahlan belum mengutarakan isi hatinya. Ia hanya berani menawarkan boncengan sepeda angin untuk Nafsiah saat akan berangkat siaran radio. "Dulu saya cuma punya sepeda dan berangkat boncengan. Saya lihat sepertinya dia bisa untuk menjadi ibu yang hebat," kata Dahlan Iskan mengenang saat-saat masa pedekate dengan Nafsiah Sabri.

Pada tahun 1975 Dahlan Iskan yang saat itu berusia 25 tahun dan Nafsiah Sabri berumur 22 tahun akhirnya menikah. Nafsiah Sabri adalah istri yang sangat mencintainya, penurut dan tidak banyak menuntut. Hal ini sangat tercermin dari Nafsiah yang mau dijadikan istrinya meskipun Dahlan belum punya apa-apa. Saat itu Dahlan Iskan hanya seorang reporter lepas, DO dari kuliah dan tidak punya penghasilan tetap dan juga belum punya tempat hunian. "Bahkan untuk kehidupan sehari-hari saja lebih banyak dibantu dari penghasilan istri saya yang menjadi guru SD waktu itu. Ketika lahir anak pertama, Azrul Ananda kita bisa menyewa rumah yang ada kamarnya meskipun di gang yang sempit," jelasnya.

Dari pernikahan Dahlan dan Nafsiah, mereka telah dikaruniai dua orang anak yakni Azrul Ananda dan Isna Fitriana. Meski hidup mereka saat itu serba kekurangan akan tetapi Nafsiah tetap saja setia dan mencintai Dahlan dengan sepenuh hati. Mulai dari Dahlan yang hanya seorang reporter lepas sampai saat Dahlan menjadi seorang menteri BUMN, Nafsiah selalu setia menemani Dahlan bahkan saat Dahlan ditransplatasi hati, Nafsiah jugalah yang mempersiapkan semua kebutuhannya. Sebagai seorang istri, Nafsiah 100 % mendukung karir Dahlan. Saat Dahlan harus turun ke jalan untuk menjual e-toll card, Nafsiah juga ikut membantu meski harus berpanas-panasan menjajakan e-toll card.

Nafsiah adalah seorang ibu yang sangat mahir memasak. Dahlan Iskan sangat menyukai masakannya bahkan ia sering membanggakan dan menawarkan masakan istrinya itu kepada para wartawan dan stafnya untuk ikut mencicipinya. Saat Dahlan pulang dari check up kesehatan di Singapura, Dahlan langsung pulang kerumah dan bersama stafnya ia menikmati masakan istri tercintanya.

Mobil Listrik Dahlan Iskan

Setelah Dahlan sembuh dari penyakit sirosisnya, Dahlan Iskan seakan-akan menemukan hidup yang baru. Beliau jadi benar-benar menghargai waktu lebih yang diberikan Allah SWT kepadanya. Apa yang beliau lakukan sepenuhnya didedikasikan untuk kebaikan masyarakat luas. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya.” Itulah prinsipnya. Saat Dahlan menjadi Dirut PLN, ia berprestasi sebaik-baiknya. Begitu juga ketika menjadi Menteri BUMN, Dahlan Iskan ingin mengabdi dengan sebaik-baiknya. Salah satu bentuk pengabdian beliau pada Indonesia dan bentuk pengabdiannya kepada masyarakat adalah dengan memfasilitasi dan mendukung produksi mobil nasional. Dahlan Iskan memang bukan orang pertama yang mendukung gerakan mobil nasional, sebelum nya ada Joko Widodo dengan mobil esemka dan saat era Soeharto juga ada mobil Timor.

Dahlan berpendapat bahwa Indonesia merupakan negara besar dengan penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, sayang sekali jika cuma menjadi konsumen termasuk konsumen mobil. Tetapi jika Indonesia ngotot memproduksi mobil bensin maka sudah pasti Indonesia akan kalah pasar dengan Jepang dan Korea. Akhirnya dipilihlah mobil listrik yang belum seramai dengan mobil bensin. Mobil listrik dipilih agar mobil yang akan didukung Dahlan Iskan sebagai mobil nasional sebab saingannya belum terlalu ramai, ramah lingkungan dan apabila diproduksi secara massal (apalagi produksinya di Indonesia) akan lebih terjangkau harganya daripada mobil bensin yang harus di impor..

Mobil listrik Dahlan yang pertama adalah Tuxuci. Tuxuci merupakan mobil sport. Tuxuci dibuat oleh Danet Suryatama yang merupakan salah satu Diaspora Indonesia (orang Indonesia yang tinggal di luar negeri tetapi telah kembali alias ‘pulang kampung’) yang pernah berkarir dibidang otomotif dan sangat cemerlang dibawah bendera Chrysler dan Mitsubishi. Tim yang membuat mobil listrik Tuxuci ini diberi nama “Putra Petir”.

Tuxuci dapat menempuh jarak hingga 400 km atau 4 jam dengan baterai yang terisi penuh, untuk mengisi baterai sampai penuh butuh waktu hingga 6 jam. Tuxuci memiliki kecepatan maximum 193 km/jam dan jarak jelajah hingga 200 mil atau 321,8 km untuk sekali charge. Tuxuci dibandrol cukup mahal yaitu dengan harga 3 miliar.

Namun sayang sekali saat uji coba dari Solo menuju Surabaya,, Tuxuci mengalami rem blong dan menghantam tebing di  Magetan. Body Tuxuci mengalami rusak parah akan tetapi untungnya Dahlan Iskan yang mengemudikannya selamat dan tidak mengalami luka. Meskipun demikian Dahlan Iskan tak patah arang. Ia tetap melanjutkan proyek mobil listriknya. Bersama dengan “Putra Petir”, Dahlan membuat mobil listrik kedua yang diberi nama “Selo” yang dalam bahasa Jawa artinya Batu. Mobil listrik kedua ini masih berupa mobil sport. Bedanya “Selo” tak memakai gearbox agar lebih hemat beda dengan Tuxuci yang masih menggunakan gearbox. Jika mobil Tuxuci dirancang oleh Danet Suryatama tetapi mobil kedua dirancang oleh Ricky Elson. “Selo” ditawarkan dengan harga yang lebih murah daripada pendahulunya yakni 1,5 miliar namun bisa menjadi 300 jutaan jika diproduksi massal. Rencananya “Selo” akan dipamerkan di ajang KTT Asean di Bali bulan Oktober 2013.

Itu tadi sobat telah kita simak bersama-sama ulasan tentang biografi Dahlan Iskan terlengkap. Semoga artikel ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi sumber inspirasi sobat semua. Sampai jumpa dan salam sukses.

Related Posts:

0 Response to "Biografi Dahlan Iskan | Kisah Orang Sukses Indonesia"

Posting Komentar