3 Jenis Contoh Karangan Narasi Terbaru dan Terbaik

3 Jenis Contoh Karangan Narasi Terbaru dan Terbaik

Contoh Karangan Narasi Terbaru dan Terbaik - Karangan narasi merupakan salah satu jenis karangan dari pengembangan paragraf-paragraf narasi. Untuk pengertian karangan narasi adalah suatu bentuk cerita yang disusun berdasarkan urutan kronologi atau waktu secara berurutan. Karangan narasi banyak ditemukan pada berbagai karya sastra seperti novel, cerpen, biografi roman dan lain-lain.

Karangan narasi sendiri terbagi menjadi tiga jenis yaitu karangan narasi informatif, artistik, dan sugestif. Sebenarnya sebelum sobat membuat karangan narasi sobat harus mempelajari terlebih dahulu tentang paragraf narasi. Untuk menyingkat mari simak penjelasannya berikut ini.

Karanngan Narasi Pendek dan Singkat 


1. Karangan narasi informatif/ekspositoris

Karangan narasi informatif adalah karangan narasi yang bertujuan untuk memberikan suatu informasi tentang suatu peristiwa kepada pembaca secara rinci dan jelas.


Gunung Merapi Meletus

Pada hari rabu tanggal 4 November 2010 Gunung Merapi memperlihatkan peningkatan aktivitasnya yang sangat signifikan. Petugas pun sudah mengumumkan kepada warga bahwa status gunung merapi saat itu sudah siaga satu sehingga warga diharuskan harus segera dievakuasi. Peningkatan itu ditandai oleh semakin seringnya suara gemuruh dari gunung serta awan panas yang semakin pekat.

Namun diluar perkiraan erupsi gunung merapi terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan pada hari jumat sehingga pada rabu malam pukul 23.30 wib, petugan BPPTK dan petugas gabungan melakukan diskusi hingga pada akhirnya disimpulkan bahwa warga yang berada pada radius 20 km harus segera dievakuasi.

Pada Jumat dini hari pukul 00.00 wib terdengar suara gemuruh yang sangat hebat dari gunung merapi. Gempa pun menggunacang daerah sekitar wilayah erupsi. Sekitar 5 menit setelah gempa erupsi merapi sirine tanda bahaya bersahut-sahutan sehingga warga berlari-lari kelluar dari rumahnya untuk mengevakuasi diri. Ribuan orang keluar dari rumah menuju tempat evakuasi yang terletak di GOR UII dan Stadion Waguharjo.

Awan panas pun sampai pada Desa Cangkringan sekitar 30 menit setelah seluruh warga dievakuasi. 3 orang dilaporkan tewas akibat awan panas. Korban diketahui berasal dari Desa Kranggan, Cangkringan. Ketiganya tewas di dalam rumahnya yang disergap si awan panas. Satu korban lainnya luka parah akibat kecelakaan saat evakuasi.

2. Karangan Narasi Artistik
Narasi artistik adalah karangan yang menceritakan suatu peristiwa atau kisah yang mengandung nilai estetika. Karangan narasi artistik bertujuan untuk menghibur pembaca. Bahasa yang digunakan pun merupakan bahasa-bahasa kiasan dan kisah yang diceritakan dapat berupa kisah fiksi maupun non fiksi.

Semangat Kakek

Pagi itu ketika matahari belum di peraduannya dan kokok ayam pun belum berbunyi, lelaki yang sudah renta itu sudah bersiap menuju ke pasar untuk menjual hasil buminya yang berupa sayur dan umbi. Dinginnya udara pagi seakan tak dapat menembus kulit sang kakek. Perlahan-lahan kakek tua itu mulai mengayuh sepedanya yang mungkin usianya hampir sama dengan usianya dengan semangatnya seolah-olah dia masih muda.

Ketika di perjalanan, kakek itu sesekali berhenti untuk menghela nafasnya dan menawarkan dagangannya kepada orang-orang. Jarak pasar yang cukup jauh seolah sudah menjadi sangat dekat di mata kakek. Orang-orang sekitar seakan dibutakan untuk sekedar melihat dagangan kakek itu. Tetapi semangat kakek untuk menafkahi istri tercintanya menghapus rasa lelahnya setiap hari. Hanya untuk selembar atau dua lembar uang sekedar untuk membeli beras dan lauk pauk ala kadarnya kakek dan nenek pun sudah bisa tersenyum.

Azan subuh pun berkumandang, kakek yang masih dalam perjalanan seakan tiba-tiba bersemangat untuk menuju surau di tempat azan dikumandangkan. Kakek itu seakan haus akan belaian sang pencipta. Ia sandarkan sepedanya di bawah pohon seakan lupa segalanya bahwa ia mempunyai dagangan. Lalu tubuh rentanya itu seakan menguat dan langkah kakinya seolah menegak untuk berjalan ke dalam surau. Kakek terlihat tambah semakin bersemangat ketika selesai beribadah, wajahnya terlihat segar dan semangat mudanya seperti mencuat kepermukaan.

Kaki rentanya pun mulai kembali mengayuh kembali menuju pasar yang sudah tak jauh lagi. Senyum kakek seakan menghiasi riuhnya pasar untuk sekedar menyapa pedagang lain. Hingga sesampainya di bawah pohon pojok pasar kakek menghentikan sepedanya dan menurunkan barang dagangannya yang tak banyak seperti pedagang lain. Duduklah ia dengan santai sambil terlihat bibirnya bergerak-gerak seperti sedang memuji sang kholik dan terus menerus begitu hingga tak dirasa barang dagangannya pun habis ketika matahari sudah setengah meninggi. Tak banyak memang yang didapat kakek tetapi ia seakan tak pernah menunjukan wajah memelas atau kecewa. Justru kakek seperti sangat riang untuk membeli beras dan lauk untuk nenek yang sudah menunggu dirumah.

Setelah itu, dengan semangat si kakek kembali mengayuh sepeda tuanya untuk kembali ke gubuk tua miliknya dengan sedikit buah tangan untuk sang istri tercinta.

3. Narasi Sugestif
Karangan narasi sugestif adalah karangan yang menceritak sebuah kisah atau kejadian dengan maksud tersembunyi atau terselubung kepada pembacanya.

“Hidup adalah perjuangan,” kata-kata ini yang sering diucapkan Budi ketika sedang berdagang . Budi adalah seorang pedangang baso tahu. Umurnya sudah lima puluh tahun, Budi lahir di kota Yogyakarta dan datang ke kota Bandung pada tahun 1990 sampai sekarang ia mempuyai istri dan empat orang anak, dulu bapak datang ke Bandung ini bertujuan mencari nafkah untuk keluarganya, biasanya Bapak memulai berjualan sekitar pukul 17.00 wib, sampai pukul 23.00 wib, setiap hari bapak membawa baso tahu sebanyak 500 biji baso. Budi menjual baso perbiji harganya Rp.600.

Budi sangat akrab denganku, karena ia berdagang dekat rumahku. Dan aku sangat sering membeli baso tahunya. Itulah Budi lelaki yang suka memakai kupluk dan berbadan kekar. Sulit memang hidup di Kota Besar kata Budi. Sambil memegang pisau, dengan mimik wajah yang kusut dan semrawut, tiba-tiba ia bertanya, seperti orang yang sedang menagih hutang kepadaku, akupun kaget tak biasanya Mas Hadi Supraitno seperti ini.
“Kamu tau kan? Tanya aku.
“Nanti tanggal delapan april kita akan memilih caleg.
“Iya tau , emang kenapa, Bud?
“Susah” Jawab Budi.
Susah kenapa Bud? Tanya aku ’’Jelas aja susah milih calon legeslatif jaman sekarang yang kita tidak tahu latar belakangnya. Seandainya kita memilih caleg yang tidak tahu latar belakangya, karakter orang tersebut, gimana kita tahu dia mau bener nanti kedepanya buat memakmurkan dan mensejahterakan rakyat kecil kayak kita. Lihat aja sekarang caleg-caleg dari perwakilan partai kampanye untuk memperebutkan kursi di DPR. Mereka rela berkorban sampai turun ke jalan untuk mendapatkan simpati dari rakyat sampai-sampai ada caleg dari salah satu partai rela mengorbankan harga dirinya untuk kampanye dengan memakai kostum super hero.

Ini kampanye apa cuma lulucon belaka?
“iya sih Bud,” jawab aku.
Tak lama berselang perutku mengeluarkan bunyi yang tak nyaman “kriuk-kriuk”. Lalu aku pun memesan seporsi bakso tahu Budi, sambil makan bakso tahu kita pun meneruskan obrolan. Aku pun meneruskan lalu melontarkan pertanyaan kepada si Budi.
“Buuuddd!
“Seandainya kamu jadi caleg apa yang akan kamu lakuin?”
Budi pun menjawab dengan santainya,
“Kamu mah becanda saja, mana mungkin aku jadi caleg.” Tanya aku
Budi menjawab, “duitnya siapa buat jadi caleg, lah wong sekolah juga nggak tamat.” Sambil tertawa.
“Ya seandainya saya jadi caleg, saya mau kasih yang terbaik buat Bangsa dan Negara. Seperti memuliakan rakyat kecil, Mengusahakan lapangan pekerjaan, menerima pendapat rakyat dengan terbuka, Membuat masyarakat berdikari berdagang, pendidikan gratis dan yang paling utama untuk kunci keberhasilan Indonesia adalah saat negara ini dapat menghapuskan budaya korupsi yang sudah mengakar selama puluhan tahun sejak Indonesia merdeka.
“Ooo. begitu ya Bud. sahut aku

Budi lalu bercerita. Seperti contoh pemimpin Indonesia yang saya kagumi yaitu Bapak Soekarno, meskipun Pak Soekarno sudah tidak ada tetapi ajaranya tetap aja ada diingatan kita. Seperti ajaranya Soekarno yang tidak dapat dipisahkan dengan rakyat Marhaenisme. Marhaenisme itu pergaulan hidup yang sebagaian besarnya terdiri dari rakyat kecil seperti kita ini. Jadi seandainya saya jadi caleg, ya nanti saya mau menerapkan ajarannya Bung Karno.
Aku pun kenyang dengan mendengarkan cerita Budi ditambah lagi dengan bakso tahu satu porsi. Perbincangan ini seakan menambah wawasanku tentang politik di Indonesia.

Nah itulah sobat telah kita simak bersama tentang 3 jenis contoh karangan narasi. Semoga sobat paham dan samai jumpa.


Related Posts:

0 Response to "3 Jenis Contoh Karangan Narasi Terbaru dan Terbaik"

Posting Komentar